Translator

Senin, 30 Desember 2019

PERSEPSI CSR SEBAGAI STRATEGI PEMASARAN


PERSEPSI CSR SEBAGAI STRATEGI PEMASARAN
Oleh :
Hermawan Dwi Afandi
NIM : 170301013
Universitas Muhammadiyah Gresik

Abstrak
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia berarti tanggung jawab sosial perusahaan juga disebut melakukan bisnis secara etis untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, tidak hanya dalam hal ekonomi, tapi juga di bidang sosial dan lingkungan bahkan di bidang keagamaan, tentu ini menjadi peran penting dalam bisnis. Namun, masih banyak perdebatan mengenai peran CSR dan kebijakan CSR perusahaan di masyarakat. CSR bukan lagi dilihat sebagai sentra biaya (cost centre) melainkan sebagai sentra laba (profit). Namun, masih banyak perusahaan hanya menjalankan kegiatan donasi sebagai aktivitas CSR perusahaannya. Padahal ada banyak aktivitas CSR yang bisa dilakukan selain kegiatan donasi, dan bahkan bisa dilakukan secara menyenangkan terkait dengan aktifitas marketing. Terkait hal itu di dalam artikel ini penulis akan membahas persepsi masyarakat yang menganggap bahwa CSR merupakan salah satu strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Berdasarkan aktivitas CSR yang dilakukan oleh beberapa perusahaan, ternyata selain sebagai program pemberdayaan masyarakat, program CSR juga memiliki fungsi lain sebagai media promosi perusahaan yang cukup efektif.
Kata Kunci : Persepsi, CSR, Marketing, Startegi, Pemasaran, Profit

PENDAHULUAN
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia berarti tanggung jawab sosial perusahaan juga disebut melakukan bisnis secara etis untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, tidak hanya dalam hal ekonomi, tapi juga di bidang sosial dan lingkungan bahkan di bidang keagamaan, tentu ini menjadi peran penting dalam bisnis. Namun, masih banyak perdebatan mengenai peran CSR dan kebijakan CSR perusahaan di masyarakat. Misalnya, sejauh mana perusahaan bertanggung jawab atas aktivitas bisnisnya, bagaimana mereka melayani karyawan, konsumen, dan masyarakat sekitar perusahaan dimana mereka beroperasi (Moch. Saleh & Sukaris, 2018).
Kesadaran Pentingnya menerapkan CSR menjadi kecenderungan di dunia usaha seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan. Dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu perusahaan (corporate value) yang direfleksikan kepada kondisi keuangan saja, namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Dunia usaha bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi yang menciptakan profit demi kelangsungan usahanya, melainkan juga tanggung jawab terhadap sosial dan lingkungan. Dasar pemikirannya, menggantungkan semata-mata pada kesehatan finansial tidak akan menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi lainnya, termasuk dimensi sosial dan lingkungan. Fakta menunjukan resistensi masyarakat sekitar muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan faktor sosial dan lingkungan. (Armanda, Y., Kusumawati, A., & Alfisyahr, R. (2017)
Dalam menghadapi keadaan tersebut, perusahaan-perusahaan mulai memberikan perhatian serius terhadap pengaruh unsur sosial dan lingkungan pada setiap aspek bisnisnya, karena beberapa aspek tersebut bukan merupakan pilihan yang terpisah, tetapi harus berjalan selaras untuk meningkatkan eksistensi perusahaan. CSR tidak lagi dipandang sebagai sumber biaya (cost center) saja akan tetapi juga sebagai sumber laba (profit). Namun, banyak perusahaan-perusahaan hanya melakukan kegiatan donasi sebagai kegiatan CSR di perusahaannya. Padahal masih ada banyak kegiatan CSR yang bisa dilaksanakan selain kegiatan yang hanya bersifat donasi saja, dan bahkan bisa dilaksanakan dengan menyenangkan terkait dengan aktivitas marketing.
Terkait hal itu di dalam artikel ini penulis akan membahas persepsi masyarakat yang menganggap bahwa CSR merupakan salah satu strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
TINJAUAN PUSTAKA
a.    Corporate Social Responsibility (CSR)
Simorangkir (2003) menyatakan bahwa CSR merupakan suatu bentuk nyata perusahaan untuk memberi kesenangan dan kebahagiaan bagi masyarakat dan juga merupakan perbuatan etis. Sehingga dapat diartikan bahwa hubungan masyarakat dengan perusahaan adalah hubungan social bukan hubungan bisnis. Serta dikembangkan oleh John Elington (Hadi, 2011) menjadi 3 komponen penting suistainable development yaitu economic  growth, environment protection dan social equity. Kemudian John Elington mengemas CSR dalam 3 fokus yaitu profit, planet dan people. Perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi belaka (profit) melainkan memiliki kepedulian terhadap ketertarikan lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people). (Hadi, 2011)
Secara umum CSR merupakan usaha peningkatan mutu kehidupan yang di dalamnya terdapat kemapuan setiap manusia sebagai individu anggota masyarakat dalam merespon keadaan lingkungan sosial yang ada dan dapat rasakan, memanfaatkan dan menjaga lingkungan hidup. Atau dengan kata lain CSR adalah cara perusahaan mengatur proses bisnis agar menghasilkan dampak positif pada komunitas atau medapatkan citra yang baik
b.   Persepsi
Rakhmat (2005) menyatakan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dalam proses penafsiran melibatkan sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan memori. Bardasar pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi muncul dari lingkungan yang kemudian diterima oleh panca indera manusia kemudian diproses dalam pikiran yang dipengaruhi oleh sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan memori. Sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dari informasi yang telah diperoleh.

c.    Strategi Pemasaran
Strategi Pemasaran adalah suatu rencana yang didesain untuk mempengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi (Peter, 1996)
PEMBAHASAN
            Untuk mengkaji bentuk-bentuk CSR sebagai strategi pemasaran perusahaan, berikut akan disajikan program-program CSR yang dilakukan oleh beberapa perusahaan :
a.    Aktivitas CSR PT Petrokimia Gresik
Sejalan dengan tagline perusahaan yaitu menjadi “Solusi Agroindustri”, baru-baru ini PT Petrokimia Gresik membuat program CSR berupa konservasi dan penangkaran burung hantu di beberapa desa di wilayah kecamatan Balongpanggang dan Benjeng, kabupaten Gresik. Program tersebut terlaksana berawal dari isu yang berkembang dikalangan kelompok tani terkait dengan hama tikus yang menyerang lahan pertanian mereka. Jika diamati lebih mendalam ternyata program CSR yang dilakukan PT Petrokimia Gresik tersebut cukup strategis, dimana dengan dilaksanakannya program tersebut secara tidak langsung akan mengurangi hama tikus yang menjadi isu di kalangan kelompok tani. Sehingga konsumsi pupuk untuk lahan pertanian tersebut tidak akan berkurang.
(Sumber: Akun Resmi Instagram PT Petrokimia Gresik : @petrokimiagresik_official, https://www.instagram.com/p/B4PgBUEHtsT)
b.    Aktivitas CSR PT Unilever
Pada kampanye Cuci Tangan dengan Sabun, PT Unilever ikut berpartisipasi pada setiap Hari Cuci Tangan Sabun Sedunia digelar, dengan cara mengirim perwakilannya yang terlibat dalam produk  sabunnya, Lifebuoy. Pada acara tersebut, Lifebuoy mengedukasi peserta pada acara tersebut yang mayoritas adalah anak-anak usia sekolah dasar untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),  dimana program ini juga ikut diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, melalui salah satu programnya yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Dalam pelaksanaannya, PT Unilever menyediakan wastafel beserta sabun lifebouy sebagai tempat untuk mencuci tangan di beberapa Sekolah Dasar. Selain itu Lifebuoy juga ikut memperbaiki akses air bersih di beberapa daerah, seperti NTT. Pada acara ini, Lifebuoy berharap agar masyarakat terutama anak-anak agar lebih peduli dalam menjaga kesehatannya, dengan cara mencuci tangan sebelum menjalankan aktivitasnya. Jika ditelaah lebih dalam, program tersebut ternyata memiliki beberapa tujuan yang tersirat, secara tidak langsung PT Unilever telah melakukan pencitraan positif terhadap salah satu brand produk mereka. Dengan begitu brand produk keluaran dari PT Unilever akan menjadi pilihan konsumen karena brandnya sudah ditanamkan sejak usia anak di sekolah dasar.
(Sumber: Website resmi PT Unilever, https://www.unilever.co.id/news/press-releases/2012/hari-cuci-tangan-sedunia-2012.html)

KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa, di samping sebagai program pemberdayaan masyarakat, program CSR juga memiliki fungsi lain sebagai media promosi perusahaan yang cukup efektif.

DAFTAR PUSTAKA
1.    Sumber Buku
Sholeh,, Mochammad dan Sukaris. 2018. Corporate Social Responsibility Best Practice PT PJB UP Gresik. Cetakan pertama. Gresik: UMG Press

Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Simorangkir O.P. 2003. Etika : Bisnis, Jabatan dan Perbankan. Jakarta : Rineka Cipta

Hadi, Nor. 2011. Corporate  Social responsibility. Yogyakarta : Graha Ilmu

Peter P. and J. Olson. 1996. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta : Erlangga.

2.    Sumber Artikel
Sukaris, S. (2019). IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BERBASIS KEBUTUHAN MASYARAKAT. MANAJERIAL, 6(2), 30-43.

Armanda, Y., Kusumawati, A., & Alfisyahr, R. (2017). Pengaruh Penerapan Program Corporate Social Responsibility dalam Membentuk Brand Image Dan Dampaknya Pada Minat Beli (Survei pada Program CSR PT. Inti Daya Guna Aneka Warna di Kampung Jodipan Kota Malang Jawa Timur). Jurnal Administrasi Bisnis53(2), 28-37.

Saputro, N. S. (2010). Dampak Kegiatan Corporate Sosial Responsibility (CSR) PT. Telkom terhadap Kemampuan Masyarakat dalam Mengakses Sumber Daya di Kawasan Punclut Bandung. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota21(2), 129-146.

Rabu, 11 Juli 2012

Surat Kecil dari Ayah dan Ibu

SEBUAH SURAT

Dari Ayah dan Ibu



 Ketika saya menjadi tua,

Saya harap Kamu mengerti

dan bersabarlah dengan saya



Dalam kasus saya memecahkan piring

atau menumpahkan sup di meja karena

saya kehilangan penglihatan saya,

Saya harap Engkau tidak memarahiku



Orang yang lebih tua sensitif.

.. selalu memiliki kemalangan saat Anda berteriak



Ketika pendengaran saya semakin memburuk

dan saya tidak mendengar apa yang kamu katakan,

Saya harap kamu jangan panggil aku "Tuli!"

tolong ulangi apa yang kamu katakan atau setidaknya menuliskannya



Maaf, AnakKu.



... Aku semakin tua

Ketika lutut saya menjadi lebih lemah,

Saya harap Anda memiliki kesabaran untuk membantu saya bangun



Seperti bagaimana saya membantu Kamu saat engkau

masih kecil,

Belajar cara berjalan.

Saya harap betahlah dengan saya



Ketika saya terus mengulangi kalimat saya sendiri

seperti kaset rusak,

Saya berharap kamu hanya terus mendengarkan aku



jangan mengejekku,

atau

bosan mendengarkan aku



Apakah kamu ingat ketika Kau masih kecil

dan kamu ingin sebuah ballon?



Kamu mengulang sendiri berkali-kali

sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan



..... Mohon maaf juga atas bau saya.

Aroma saya seperti orang tua



Tolong jangan memaksa saya untuk mandi.

Tubuh saya lemah.



Orang-orang tua mudah sakit ketika mereka sedang dingin.

Saya harap saya tidak mengotori Kamu.



Apakah Kau ingat ketika engkau masih kecil?

Aku berkejar-kejaran dengan engkau berkeliling

karena kamu tidak ingin mandi.



Saya harap kamu bisa bersabar dengan saya

Ketika aku selalu rewel

Ini semua bagian dari menjadi tua.

Engkau akan mengerti ketika engkau sudah tua



Dan jika Kamu memiliki waktu luang,

Saya harap kita bisa bicara

Bahkan untuk beberapa menit



Saya selalu sendiri disemua waktu saya.

dan tak seorang pun untuk berbicara dengan



Saya tahu Kamu sibuk dengan pekerjaan.



Bahkan Kamu tidak tertarik pada cerita saya,

Tolong punya waktu untuk saya.



Apakah Anda ingat ketika Kamu masih kecil?



Aku mendengarkan cerita Anda

tentang Beruang teddy Anda.



Bila saatnya tiba

dan saya menjadi sakit dan sakit,



Saya harap Kamu memiliki kesabaran untuk

merawat saya.



MAAF AnakKu

jika saya sengaja mengompol

atau membuat berantakan



Saya harap Kamu memiliki kesabaran untuk

merawat saya selama yang terakhir ini

beberapa saat dalam kehidupan saya



Saya tidak akan tinggal lebih lama.



Ketika waktu kematian saya datang,

Saya harap Kamu memegang tanganku

dan memberikan saya kekuatan untuk menghadapi kematian



Dan jangan khawatir ..



Ketika saya akhirnya bertemu dengan Pencipta kita ..

Aku akan berbisik di telinganya

untuk MEMBERKATI Kamu



Karena Kamu mencintai

Ibu Dan Ayah Kamu.

Terima kasih banyak untuk perhatian Kamu.



Kami mencintai Kamu.

dengan Segenap Cinta,

IBU dan Ayah.

Rabu, 04 November 2009

ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA

Angklung


Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dar Tanah Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.

Bedug

Bedug adalah alat musik tabuh seperti gendang. Bedug merupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu salat atau sembahyang. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.

Sejarah

Bedug sebenarnya berasal dari India dan Cina. Berdasarkan legenda Cheng Ho dari Cina, ketika ketika Laksamana Cheng Hoo datang ke Semarang, mereka disambut baik oleh Raja Jawa pada masa itu. Kemudian, ketika Cheng Ho hendak pergi, dan hendak memberikan hadiah, raja dari Semarang mengatakan bahwa dirinya hanya ingin mendengarkan suara bedug dari masjid. Sejak itulah, bedug kemudian menjadi bagian dari masjid, seperti di negara Cina, Korea dan Jepang, yang memposisikan bedug di kuil-kuil sebagai alat komunikasi ritual keagamaan. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengani waktu shalat atau sembahyang. Saat Orba berkuasa bedug pernah dikeluarkan dari surau dan mesjid karena mengandung unsur-unsur non-Islam. Bedug digantikan oleh pengeras suara. Hal itu dilakukan oleh kaum Islam modernis, namun warga NU melakukan perlawanan sehingga sampai sekarang dapat terlihat masih banyak masjid yang mempertahankan bedug.

Fungsi bedug
Fungsi sosial : bedug berfungsi sebagai alat komunikasi atau petanda kegiatan masyarakat, mulai dari ibadah, petanda bahaya, hingga petanda berkumpulnya sebuah komuntas.
Fungsi estetika : bedug berfungsi dalam pengembangan dunia kreatif, konsep, dan budaya material musikal.

Cara pembuatan bedug sederhana

Pada awalnya, kambing atau sapi dikuliti. Kulit hewan yang biasa dibuat sebagai bahan baku bedug antara lain kulit kambing, sapi, kerbau, dan banteng. Kulit sapi putih memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan kulit sapi coklat. Sebab, kulit sapi putih lebih tebal daripada kulit sapi coklat, sehingga bunyi yang dihasilkannya akan berbeda disamping, keawetannya yang lebih rendah. Kemudian, kulit tersebut direndam ke dalam air detergen sekitar 5-10 menit. Jangan terlalu lama agar tidak rusak. Lalu, kulit dijemur dengan cara dipanteng (digelar) supaya tidak mengerut. Setelah kering, diukur diameter kayu yang sudah dicat dan akan dibuat bedug. Seteleh selesai diukur, kulit tersebut dipasangkan pada kayu bonggol kayu yang sudah disiapkan. Proses penyatuan kulit hewan dengan kayu dilakukan dengan paku dan beberapa tali-temali.

Permainan Bedug (Seni Ngadulag)

Seni ngadulag berasal dari daerah Jawa Barat. Pada dasarnya, bedug memiliki fungsi yang sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, tabuhan bedug di tiap-tiap daerah memiliki perbedaan dengan daerah lainnya, sehingga menjadikannya khas. Sehingga lahirlah sebuah istilah “Ngadulag” yang menunjuk pada sebuah keterampilan menabuh bedug. Kini keterampilan menabuh bedug telah menjadi bentuk seni yang mandiri yaitu seni Ngadulag (permainan bedug). Di daerah Bojonglopang, Sukabumi, seni ngadulag telah menjadi sebuah kompetisi untuk mendapatkan penabuh bedug terbaik. Kompetisi terbagi menjadi 2 kategori, yaitu keindahan dan ketahanan. Keindahan mengutamakan irama dan ritme tabuhan bedug, sedangkan ketahanan mengutamakan daya tahan menabuh atau seberapa lama kekuatan menabuh bedug. Kompetisi ini diikuti oleh laki-laki dan perempuan. Dari permainan inilah seni menabuh bedug mengalami perkembangan. Dahulu, peralatan seni menabuh bedug hanya terdiri dari bedug, kohkol, dan terompet. Tapi kini peralatannya pun mengalami perkembangan. Selain yang telah disebutkan di atas, menabuh bedug kini juga dilengkapi dengan alat-alat musik seperti gitar, keyboard, dan simbal.

Bedug terbesar di dunia

Bedug terbesar di dunia berada di dalam Masjid Darul Muttaqien, Purworejo. Bedug ini merupakan karya besar umat Islam yang pembuatannya diperintahkan oleh Adipati Tjokronagoro I, Bupati Purworejo pertama. dibuat pada tahun 1762 Jawa atau 1834 M. Dan diberi nama Kyai Begelan. Ukuran atau spesifikasi bedug ini adalah : Panjang 292 cm, keliling bagian depan 601 cm, keliling bagian belakang 564 cm, diameter bagian depan 194 cm, diameter bagian belakang 180 cm. Bagian yang ditabuh dari bedug ini dibuat dari kulit banteng. Bedug raksasa ini dirancang sebagai “sarana komunikasi” untuk mengundang jamaah hingga terdengar sejauh-jauhnya lewat tabuhan bedug sebagai tanda waktu sholat menjelang adzan dikumandangkan.

Calung

Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa) dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).

Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay dan calung jinjing.

Calung Rantay

Calung rantay bilah tabungnya dideretkan dengan tali kulit waru (lulub) dari yang terbesar sampai yang terkecil, jumlahnya 7 wilahan (7 ruas bambu) atau lebih. Komposisi alatnya ada yang satu deretan dan ada juga yang dua deretan (calung indung dan calung anak/calung rincik). Cara memainkan calung rantay dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersilah, biasanya calung tersebut diikat di pohon atau bilik rumah (calung rantay Banjaran-Bandung), ada juga yang dibuat ancak "dudukan" khusus dari bambu/kayu, misalnya calung tarawangsa di Cibalong dan Cipatujah, Tasikmalaya, calung rantay di Banjaran dan Kanekes/Baduy.

Calung Jingjing

Adapun calung jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah kecil bambu (paniir). Calung jinjing terdiri atas empat atau lima buah, seperti calung kingking (terdiri dari 12 tabung bambu), calung panepas (5 /3 dan 2 tabung bambu), calung jongjrong(5 /3 dan 2 tabung bambu), dan calung gonggong (2 tabung bambu). Kelengkapan calung dalam perkembangannya dewasa ini ada yang hanya menggunakan calung kingking satu buah, panempas dua buah dan calung gonggong satu buah, tanpa menggunakan calung jongjrong Cara memainkannya dipukul dengan tangan kanan memakai pemukul, dan tangan kiri menjinjing/memegang alat musik tersebut. Sedangkan teknik menabuhnya antar lain dimelodi, dikeleter, dikemprang, dikempyung, diraeh, dirincik, dirangkep (diracek), salancar, kotrek dan solorok.

Perkembangan
Jenis calung yang sekarang berkembang dan dikenal secara umum yaitu calung jinjing. Calung jinjing adalah jenis alat musik yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Sunda, misalnya pada masyarakat Sunda di daerah Sindang Heula - Brebes, Jawa tengah, dan bisa jadi merupakan pengembangan dari bentuk calung rantay. Namun di Jawa Barat, bentuk kesenian ini dirintis popularitasnya ketika para mahasiswa Universitas Padjadjaran (UNPAD) yang tergabung dalam Departemen Kesenian Dewan Mahasiswa (Lembaga kesenian UNPAD) mengembangkan bentuk calung ini melalui kreativitasnya pada tahun 1961. Menurut salah seorang perintisnya, Ekik Barkah, bahwa pengkemasan calung jinjing dengan pertunjukannya diilhami oleh bentuk permainan pada pertunjukan reog yang memadukan unsur tabuh, gerak dan lagu dipadukan. Kemudian pada tahun 1963 bentuk permainan dan tabuh calung lebih dikembangkan lagi oleh kawan-kawan dari Studiklub Teater Bandung (STB; Koswara Sumaamijaya dkk), dan antara tahun 1964 - 1965 calung lebih dimasyarakatkan lagi oleh kawan-kawan di UNPAD sebagai seni pertunjukan yang bersifat hiburan dan informasi (penyuluhan (Oman Suparman, Ia Ruchiyat, Eppi K., Enip Sukanda, Edi, Zahir, dan kawan-kawan), dan grup calung SMAN 4 Bandung (Abdurohman dkk). Selanjutnya bermunculan grup-grup calung di masyarakat Bandung, misalnya Layung Sari, Ria Buana, dan Glamor (1970) dan lain-lain, hingga dewasa ini bermunculan nama-nama idola pemain calung antara lain Tajudin Nirwan, Odo, Uko Hendarto, Adang Cengos, dan Hendarso.
Perkembangan kesenian calung begitu pesat di Jawa Barat, hingga ada penambahan beberapa alat musik dalam calung, misalnya kosrek, kacapi, piul (biola) dan bahkan ada yang melengkapi dengan keyboard dan gitar. Unsur vokal menjadi sangat dominan, sehingga banyak bermunculan vokalis calung terkenal, seperti Adang Cengos, dan Hendarso.

Gamelan


Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.

Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.

Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya. Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan.

Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, "Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.

Demung

Demung adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan. Dalam satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya memiliki versi pelog dan slendro. Demung menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam keluarga balungan, dengan ukuran fisik yang lebih besar. Demung memiliki wilahan yang relatif lebih tipis namun lebih lebar daripada wilahan saron, sehingga nada yang dihasilkannya lebih rendah. Tabuh demung biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu, lebih besar dan lebih berat daripada tabuh saron.

Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara demung 1 dan demung 2, menghasilkan jalinan nada yang bervariasi namun mengikuti pola tertentu. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, demung ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, demung ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan. Ketika sedang dalam kondisi imbal, maka ditabuh cepat dan keras.

Gong

Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Timur. Gong ini digunakan untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak banyak lagi perajin gong seperti ini. Gong yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru terbentuk setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis. Di Korea Selatan disebut juga Kkwaenggwari. Tetapi kkwaenggwari yang terbuat dari logam berwarna kuningan ini dimainkan dengan cara ditopang oleh kelima jari dan dimainkan dengan cara dipukul sebuah stik pendek. Cara memegang kkwaenggwari menggunakan lima jari ini ternyata memiliki kegunaan khusus, karena satu jari (telunjuk) bisa digunakan untuk meredam getaran gong dan mengurangi volume suara denting yang dihasilkan.

Kolintang

Kolintang adalah alat musik khas daerah Sulawesi Utara. Kolintang berasal dari Minahasa. Ia dibuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat seperti telur, bandaran, wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang mempunyai konstruksi fiber paralel.

Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan "Mari kita lakukan TONG TING TANG" adalah: " Mangemo kumolintang". Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang.

Beberapa group terkenal seperti Kadoodan, Tamporok, Mawenang yang sudah eksis lebih dari 35 tahun.






Kendang


Kendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.

Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang, sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang lain maka akan berbeda nuansanya.

Saron

Saron (atau disebut juga ricik) adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan.

Dalam satu set gamelan biasanya punya 4 saron, dan kesemuanya memiliki versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu.
Pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, ricik ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, ricik ditabuh lambat namun keras. Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan.
gambar
Dalam memainkan saron, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh, lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (kata dasar: pathet = pencet)
Kecapi

Kacapi merupakan alat musik Sunda yang dimainkan sebagai alat musik utama dalam Tembang Sunda atau Mamaos Cianjuran dan kacapi suling.

Kata kacapi dalam bahasa Sunda juga merujuk kepada tanaman sentul, yang dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat musik kacapi.

Macam-macam Kecapi

Kacapi Parahu adalah suatu kotak resonansi yang bagian bawahnya diberi lubang resonansi untuk memungkinkan suara keluar. Sisi-sisi jenis kacapi ini dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai perahu. Di masa lalu, kacapi ini dibuat langsung dari bongkahan kayu dengan memahatnya.

Kacapi siter merupakan kotak resonansi dengan bidang rata yang sejajar. Serupa dengan kacapi parahu, lubangnya ditempatkan pada bagian bawah. Sisi bagian atas dan bawahnya membentuk trapesium.

Untuk kedua jenis kacapi ini, tiap dawai diikatkan pada suatu sekrup kecil pada sisi kanan atas kotak. Mereka dapat ditala dalam berbagai sistem: pelog, sorog/madenda, atau salendro. Saat ini, kotak resonansi kacapi dibuat dengan cara mengelem sisi-sisi enam bidang kayu.

Fungsi

Kacapi indung dan kacapi rincik
Menurut fungsinya dalam mengiringi musik, kacapi dimainkan sebagai:
Kacapi Indung (kacapi induk); dan Kacapi Anak atau Kacapi Rincik

Kacapi indung

Kacapi indung memimpin musik dengan cara memberikan intro, bridges, dan interlude, juga menentukan tempo. Untuk tujuan ini, digunakan sebuah kacapi besar dengan 18 atau 20 dawai.

Kacapi rincik

Kacapi rincik memperkaya iringan musik dengan cara mengisi ruang antar nada dengan frekuensi-frekuensi tinggi, khususnya dalam lagu-lagu yang bermetrum tetap seperti dalam kacapi suling atau Sekar Panambih. Untuk tujuan ini, digunakan sebuah kacapi yang lebih kecil dengan dawai yang jumlahnya sampai 15.
Rebab

Rebab,(Arab: الرباب or رباب juga dilapalkan sebagai :rebap, rabab, rebeb, rababah, al-rababa ) adalah alat musik gesek yang biasanya menggunakan 2 atau 3 dawai, alat musik ini banyak di temukan di negara-negara Islam.

Alat musik yang menggunakan penggesek dan mempunyai tiga atau dua utas tali dari dawai logam (tembaga) ini badannya menggunakan kayu nangka dan berongga di bagian dalam ditutup dengan kulit lembu yang dikeringkan sebagai pengeras suara.

Dalam musik Sunda, alat ini juga digunakan sebagai pengiring gamelan, sebagai pelengkap untuk mengiringi sinden bernyanyi bersama-sama dengan kecapi dan suling. Dalam gamelan Jawa, fungsi rebab tidak hanya sebagai pelengkap untuk mengiringi nyanyian sindhen tetapi lebih berfungsi untuk menuntun arah lagu sindhen

Rebana

Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia dan Singapura yang sering memakai rebana adalah musik irama padang pasir, misalnya, gambus, kasidah dan hadroh.

Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang, permainan rebana sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai Pahang. Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi nama Rebana Ubi, dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan bunyi dan irama.

Saluang

Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatra Barat. Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di sungai. Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk membuat lemang, salah satu makanan tradisional Minangkabau.

Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya Syamsimar.

Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang dengan meniup dan menarik napas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara pernapasan ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus. Teknik ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahkan angok (menyisihkan napas).

Tiap nagari di Minangkabau mengembangkan cara meniup saluang, sehingga masing-masing nagari memiliki style tersendiri. Contoh dari style itu adalah Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah. Style Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Style yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok.

Dahulu, khabarnya pemain saluang ini memiliki mantera tersendiri yang berguna untuk menghipnotis penontonnya. Mantera itu dinamakan Pitunang Nabi Daud. Isi dari mantera itu kira-kira : Aku malapehkan pitunang Nabi Daud, buruang tabang tatagun-tagun, aia mailia tahanti-hanti, takajuik bidodari di dalam sarugo mandanga buni saluang ambo, kununlah anak sidang manusia......dst

 
Free Sparkle Blue Cursors at www.totallyfreecursors.com